ANALISIS BEBAN KERJA DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA PETUGAS REKAM MEDIS DI PUSKESMAS BATAUGA

ABSTRAK
NUR ASMA AZAHRA. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Petugas Rekam Medis di Puskemas Batauga (dibimbing oleh Ibu Mega Ermasari Muzuh dan Ibu Selvi mayang Sari)

Analisis Beban Kerja yaitu suatu metode perhitungan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) berdasarkan pada beban kerja yang dilakukan oleh setiap SDMK pada setiap Fasyankes sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di Puskesmas Batauga terdapat 40 sampai 60 pasien perharinya dan total kunjungan pasien selama 1 tahun sebanyak 15.039, dengan jumlah petugas sebanyak 6 orang dimana 2 diantaranya merupakan lulusan kebidanan dan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kebutuhan petugas rekam medis pada rawat jalan berdasarkan Metode ABK-Kes di Puskemas Batauga, yaitu mengetahui waktu kerja yang tersedia, mengetahui komponen beban kerja dan norma waktu, mengetahui standar beban kerja, mengetahui standar kegiatan penunjang dan mengetahui faktor tugas penunjang, serta mengetahui kebutuhan petugas rekam medis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK-Kes) dengan analisis kuantitatif deskriptif. Populasi yang digunakan dalam penelitian yaitu seluruh petugas rekam medis. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik total sampling yang berjumlah 6 orang petugas rekam medis. Hasil dari perhitungan kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) pada semua bagian rekam medis khusunya rawat jalan di Puskesmas Batauga yang didapat dari perhitungan waktu kerja tersedia yaitu adalah sebesar 1.247 jam/tahun atau sebesar 74.820 menit/tahun dengan standar beban kerja sebesar 405.275 menit/tahun, standar tugas penunjang sebesar 0,96, dan kebutuhan SDMK sebesar 8 petugas. Dari hasil perhitungan ABK-Kes tersebut, kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) belum sesuai dengan kebutuhan petugas rekam medis dan membutuhkan tambahan petugas dengan lulusan rekam medis sebanyak 2 orang serta sebaiknya kepala Puskesmas memfasilitasi petugas rekam medis yang bukan berlatar belakang rekam medis untuk mengikuti pelatihan terkait rekam medis.