TINJAUAN PEMAHAMAN PETUGAS TERHADAP KETEPATAN KODEFIKASI PENYAKIT MENGGUNAKAN ICD-10 DI PUSKESMAS MELAI DAN PUSKESMAS SULAA TAHUN 2023

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Melai dan Puskesmas Sulaa, dari 24 berkas rekam medis pasien yang dianalisis, ditemukan bahwa 66,7% kode diagnosis yang digunakan tepat, sementara 33,3% tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemahaman petugas terkait ketepatan pengkodean penyakit dengan menggunakan ICD-10 di kedua puskesmas tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian terdiri dari seluruh petugas bagian pengkodean, yaitu 3 petugas di Puskesmas Melai dan 3 petugas di Puskesmas Sulaa. Sampel sebanyak 82 berkas rekam medis pasien diambil secara acak selama per triwulan dengan menggunakan teknik simple random sampling. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa kode diagnosis yang tidak sesuai dengan kriteria yang berlaku di Puskesmas Melai dan Puskesmas Sulaa. Puskesmas Melai memiliki presentase ketepatan kode diagnosis yang bervariasi: Kriteria A: 36, Kriteria B: 11, Kriteria C: 17, Kriteria D: 30, Kriteria E: 4. Puskesmas Sulaa juga memiliki variasi presentase: Kriteria A: 32, Kriteria B: 13, Kriteria C: 15, Kriteria D: 25, Kriteria E: 12. Pemahaman petugas terkait diagnosis penyakit berdasarkan ICD-10 dievaluasi melalui hasil lembar tes kuisnoer yang diberikan kepada petugas bagian pengkodean. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua puskesmas mendapatkan skor rendah, dengan Puskesmas Melai mencapai 29,3 dan Puskesmas Sulaa mencapai 28,8. Skor ini menunjukkan bahwa pemahaman petugas terkait kuisoner masih cukup kurang. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan dan peningkatan pemahaman petugas terkait pengkodean penyakit dengan ICD-10 di Puskesmas Melai dan Puskesmas Sulaa.